DI DEPAN MEMBERI CONTOH, DI TENGAH MEMBERI SEMANGAT DAN DI BELAKANG MEMBERIKAN DAYA KEKUATAN (KI HAJAR DEWANTARA)

Sabtu, 16 Mei 2015

Menghubungkan Pebelajar Dengan Web 2.0


A.  Literasi Cyberlearning
Kemampuan untuk terhubung dengan perangkat teknologi di luar pengaturan kelas formal tergantung pada literasi cyberlearning, yang mana merupakan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk keberhasilan penggunaan perangkat Web 2.0. Karena siswa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dengan menggunakan perangkat ini, gurupun perlu mengembangkan strategi untuk mengintegrasikan literasi cyberlearning dalam penggunakan perangkat Web 2.0. Guru memberikan kesempatan belajar pada siswa dengan memperluas pengetahuan dan keterampilan untuk menjadi pendidik abad ke-21 yang sukses.
Lingkungan pembelajaran dibuat temasuk didalamnya secara formal ataupun terorganisir, pengalaman belajar merupakan tanggung jawab guru. Di sisi lain, pembelajaran informal memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar dari pengalaman di luar ruang kelas. Sebagai contoh, siswa bisa berselancar atau menjelajahi situs di Internet dan menemukan informasi yang mungkin penting untuk belajar di dalam kelas formal. Karena guru tidak menetapkan kegiatan tersebut, kegiatan eksplorasi ini menjadi pengalaman belajar infomal. Misalnya, ketika siswa mempelajari wilayah negara dalam studi sosial, mereka dapat mengakses internet untuk menemukan situs web yang menggambarkan wilayah atau email seseorang yang tinggal di daerah tersebut.
Siswa yang di rumahnya tidak memiliki koneksi internet  mungkin bisa mengakses komputer yang tersambung ke internet di sekolah pada pusat-pusat media sekolah dan perpustakaan. Dan sebagian besar siswa memiliki akses teknologi mobile yang bersumber melalui ponsel mereka (Johnson, Levine, & Smith, 2009). Ponsel sudah ada dimana-mana, bahkan siswa dari keluarga dengan pendapatan terbatas umumnya memiliki ponsel yang menyediakan layanan internet untuk mereka. Siswa belajar bagaimana mencari informasi informal dan akan menantang diri mereka untuk belajar tentang topik yang mungkin tidak menjadi bagian dari pelajaran mereka di kelas karena mereka bisa menemukan nilai dalam jenis pengalaman ini.

B.  Perangkat Web 2.0
Sumber online yang dapat meningkatkan pembelajaran siswa meliputi audio dan video, situs kolaborasi, perangkat mobile broadband, dan mashup data. Tipe perangkat Web 2.0 tersebut dirancang untuk mendorong akses penulis dan desain dibandingkan dengan informasi yang disajikan dalam disain kerangka kerja yang telah ditentukan oleh orang lain misalnya, sebuah situs web yang hanya menyediakan informasi tanpa ada kesempatan untuk input siswa (Solomon & Schrum, 2007). Perangkat Web 2.0 memberikan cara yang berbeda kepada peserta didik untuk mengakses informasi dan berbagi pengetahuan. Guru dapat mengintegrasikan sumber  ini ke dalam pelajaran  untuk memastikan siswa dapat berkomunikasi dan berbagi pengetahuan dan pemahaman mereka dengan orang lain.
Sebagian besar sumber yang tersedia seperti perangkat Web 2.0 adalah produk dari konsep open source, yang berarti bahwa perangkat lunak tersebut tidak terbatas dan bebas untuk digunakan siapa pun (Pfaffman, 2007). Sumber open source dirancang untuk mendorong kolaborasi dan memungkinkan akses ke perangkat yang membuat pekerjaan lebih mudah. Sebagai guru, kita perlu menentukan kapan saat yang tepat untuk menggunakan jenis sarana ini dalam pelajaran kita. Mungkin ada saat-saat ketika kita menentukan bahwa menggunakan Web 2.0 sebagai sumber mungkin tidak memfasilitasi jenis pengalaman belajar yang kita inginkan untuk siswa.
sumber Open source Web 2.0 didalamnya termasuk program-program seperti pengolah kata, database, dan software gambar bebas tersedia untuk pendidik yang dapat digunakan dalam ruang kelas. Namun, karena perangkat lunak ini bebas atau  tidak dibeli dan tidak berlisensi, kita memiliki sedikit kontrol atas kualitas dan stabilitas perangkat lunak ini. Guru dapat merencanakan untuk menggunakan aplikasi, hanya untuk menemukan bahwa itu tidak lagi tersedia atau hanya dapat digunakan jika kita membayar biaya.
Satu arah baru dari perangat open source yang disebut cloud computing, di mana aplikasi yang tersedia melalui jaringan komputer untuk mendistribusikan akses yang lebih besar untuk pengolahan daya dan aplikasi. Sumber Cloud-based  bisa bebas atau biaya sangat rendah dan termasuk kemampuan besar untuk berbagi file dan informasi dengan orang lain di seluruh Web. Perangkat lunak dan file tidak tersimpan pada desktop komputer individu atau laptop melainkan disimpan di cloud, atau  Jaringan computer yang mendukung perangkat lunak yang bisa digunakan untuk menyimpan.
1.    Online Audio dan Video
Audio telah tersedia sebagai konten digital pada CD selama bertahun-tahun. Baru-baru ini, file audio digital dapat diakses dari Internet dan didownload, atau disalin ke komputer atau perangkat mobile digital, seperti ponsel atau MP3 player. Misalnya, podcast adalah file audio yang dapat didownload ke perangkat pendengar pribadi seperti iPod atau ponsel. Podcast juga dapat di streaming, yang berarti bahwa file audio itu sendiri tetap hanya pada server jaringan, tetapi yang tersedia hanya untuk didengarkan pada perangkat audio. Sejumlah situs yang berorientasi pendidikan menyediakan podcast untuk guru dan siswa yang digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar.
Pada awalnya, download audio yang tersedia hanya dalam bentuk musik yang dapat ditambahkan ke database audio pribadi. Download musik masih ditawarkan sebagai lagu tunggal atau koleksi musik melalui sejumlah sumber daya online seperti iTunes atau Amazon. Baru-baru ini, pendidik telah menggunakan bahan audio yang dapat didownload untuk meningkatkan kesempatan belajar siswa. Misalnya, guru dapat membuat rekaman ceramah kuliah di kelas sebagai podcast sehingga siswa dapat mengakses untuk meninjau materi sebagai panduan belajar. Atau podcast berupa rekaman kuliah bisa didengarkan  sebelum kelas dimulai, sehingga waktu kelas yang sebenarnya difokuskan pada jenis kegiatan berbasis pengalaman belajar daripada mendengarkan ceramah. Podcast juga dapat digunakan untuk mengakses program-program berita masa lalu, pidato terkenal, atau sumber informasi lainnya yang terkait informasi, agar peserta didik dapat mendengarkan siaran aktual yang berkaitan dengan peristiwa atau konsep mereka belajar di kelas.
Podcast juga dapat direkam dalam format video. Sebuah vidcast memungkinkan siswa untuk melihat, serta mendengar, informasi yang disajikan. Meskipun file video lebih besar daripada yang hanya berisi audio, elemen visual yang mungkin sangat penting untuk pesan. Vidcasts diberikan pada siswa dengan demonstrasi yang dapat membantu mereka bekerja independen di luar ruang kelas. Sebagai contoh, siswa dapat menonton vidcast sebelum demonstrasi di kelas dengan menunjukkan bagaimana untuk menyelesaikan prosedur laboratorium IPA, bagaimana memecahkan masalah matematika, atau cara membuat peta konsep yang menunjukkan urutan cerita. Kemudian siswa siap untuk terlibat dalam tugas yang sebenarnya, membuat pemanfaatan waktu pembelajaran menjadi efisien dan efektif dan Siswa mampu mengambil keuntungan dari bimbingan pribadi guru.
Di antara perangkat Web 2.0 yang telah menjadi fitur umum dari banyak sumber online diantaranya VoiceThread dan Animoto untuk audio dan YouTube dan TeacherTube untuk video. Keduanya adalah gudang audio dan video materi akademik dan non akademik. Yang terbaru media konsorsium mengacu pada banyak video yang tersedia di situs seperti "Video akar rumput," yang berarti mereka memproduksi dengan teknologi yang tersedia seperti ponsel untuk merekam video beberapa detik (Johnson, Levine, & Smith , 2009). Untuk sekolah-sekolah di mana akses ke perangkat seperti YouTube tidak diizinkan, TeacherTube adalah alternatif yang mungkin. TeacherTube adalah sumber daya yang berisi video guru yang dikembangkan, rencana pelajaran, dan berbagai sumber daya kelas untuk berbagai bidang konten disemua tingkatan kelas.
Siswa dapat membuat file digital audio dan video mereka sendiri dengan mudah menggunakan alat-alat sederhana. Misalnya, untuk membuat podcast audio, siswa membutuhkan komputer dengan perangkat lunak perekaman, mikrofon, dan akses ke Internet. Mereka dapat bekerja secara mandiri atau dalam kelompok kolaboratif untuk menghasilkan podcasts mereka sendiri berdasarkan topik yang mereka pelajari untuk berbagi dengan orang lain di kelas atau di seluruh dunia. Siswa mungkin juga bekerja sama dengan guru untuk menggunakan kamera video digital untuk membuat vidcast pembelajaran untuk siswa muda. Dengan alat sederhana, setiap orang dapat menjadi kreatif dan menghasilkan bahan belajar untuk berbagi.
2.    Web Kolaborasi  
Website kolaborasi adalah sumber yang menyediakan cara bagi pengguna untuk berinteraksi  dengan pengguna lain untuk tujuan pendidikan, paling sering dalam bentuk blogs dan wiki. Blog, merupakan singkatan dari web. Logs adalah seperangkat komentar pribadi tentang topik tertentu. Kita dapat membuat blog sendiri dengan menggunakan situs seperti Blogger.com atau kita dapat berpartisipasi dalam sebuah blog yang dikembangkan oleh sekelompok guru yang ingin berbagi ide dan sumber daya. Wiki adalah sumber berbasis web yang memungkinkan pengguna terlibat dalam kolaboratif penulisan dan edit. Sekelompok guru atau siswa dapat bekerja sama dalam sebuah kertas atau proyek, memberikan umpan balik langsung untuk ide-ide seperti yang dimasukkan pada dokumen. Kedua alat kolaborasi ini menyediakan kesempatan untuk siswa berbagi informasi dengan orang lain.
a.    Blogs
Blog, yang dapat berisi teks, visual, dan link ke situs web, memungkinkan peserta didik untuk berbagi informasi dengan satu sama lain dan dengan guru. Karena, selain menjadi refleksi pribadi atau komentar tentang topik, blog juga bisa menjadi dialog dengan sekelompok orang yang tertarik pada topik atau masalah yang sama, kita dapat berpartisipasi dengan rekan-rekan secara global. Struktur dari sebuah blog diatur sedemikian rupa sehingga posting terbaru adalah yang  pertama, yang memungkinkan akses mudah ke komentar terbaru. Setiap pembaca yang ingin, dapat mengamati dengan mudah melalui posting blog untuk melihat entri sebelumnya.
Konten ahli seperti para ilmuwan sering menulis blog, memberikan siswa kesempatan untuk memperoleh informasi tentang suatu topik dengan informasi yang paling up-to-date. Namun,  konten-konten ini mungkin, belum tentu akurat. Guru harus membimbing siswa dalam pencarian mereka untuk sumber yang dapat dipercaya, karena banyak blog mungkin sangat subjektif, yang ditulis oleh individu sebagai cara untuk mengekspresikan ide-ide mereka kepada audiens. Ketika mengajar keterampilan siswa menulis, blog adalah cara yang bagus untuk siswa menawarkan pembaca untuk mengomentari ide-ide atau tulisan mereka. Guru bisa memulai dengan blog kelas, karena memberikan siswa kesempatan untuk belajar bagi siswa bagaimana menggunakan keterampilan menulis yang baik dengan sukses di lingkungan blog sebelum melibatkan mereka dalam blog publik.
b.   Wiki.
Wiki adalah halaman web yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan dokumen yang telah ditulis orang lain atau diedit. Wiki memungkinkan pengguna untuk menulis informasi baru atau mengedit informasi yang diposting di situs kolaboratif. Konten atau isi dapat berubah setiap kali pengguna berinteraksi dengan halaman. Wikipedia, ensiklopedia kolaboratif, adalah jenis wiki yang terkenal. Konten pada Wikipedia dapat diperbarui atau diubah oleh pengguna untuk tetap berjalan, tidak seperti ensiklopedia cetak besar yang hanya akan diperbarui setiap 10 tahun.
Wiki adalah perangkat yang bagus  untuk siswa yang bekerja pada proyek-proyek penulisan kolaboratif. Siswa dapat mengakses Wiki menggunakan komputer manapun dan web browser. Selain itu, siswa tidak perlu berada di lokasi yang sama, namun dapat bekerja sama sementara satu siswa di rumah dan yang lainnya di perpustakaan terdekat.  Ruang Wiki, seperti Google Docs, bebas untuk guru, membuat lebih berguna untuk memberikan bimbingan bagi siswa karena mereka menulis secara kolaboratif dengan orang lain.
c.    Jejaring Sosial.
Tipe lain dari kolaborasi sumber berbasis web, situs jejaring sosial terbuka bagi siapa saja yang ingin membuat sebuah halaman tentang diri mereka sendiri dan berbagi informasi dengan orang lain. Situs jejaring sosial yang familiar termasuk Twitter, MySpace, dan Facebook. Situs ini memungkinkan individu untuk mengirim teks, gambar, video, dan link halaman web favorit. Mereka juga menawarkan cara bagi pengguna untuk bergabung dengan orang lain yang tertarik pada topik atau masalah yang sama melalui kelompok masyarakat.
Grup dapat terbuka bagi siapa saja dengan minat yang sama atau dapat diatur sebagai grup tertutup kelompok yang membutuhkan undangan sebelum seseorang dapat bergabung. Karena mereka dibagi di internet, informasi di situs tersebut tersedia bagi siapa saja di seluruh dunia.
Situs jaringan sosial ini berbeda dari wiki karena jumlah teks terbatas hanya beberapa kata, mendorong komunikasi singkat ketika bertukar informasi.
Misalnya, Twitter, jaringan komunikasi online untuk berbagi saat ini, laporan status up-to-the-menit dalam pesan yang sangat singkat, membatasi posting, atau tweets 140 karakter. Menanggapi konsep catatan cepat, seperti pesan instan, tweet, dan sumber internet yang bekerja sosial lainnya, pengguna telah menciptakan jenis singkatan untuk mengkomunikasikan ide-ide mereka tanpa membuang surat. Sebagai contoh, pengguna akan mengetik huruf “u” untuk  You kata,  2 untuk  penulisan angka, atau  “BRB”  untuk be right back  guru perlu untuk membantu siswa untu tahu kapan saat yang tepat untuk menggunakan cara pintas dan ketika mereka perlu berlatih keterampilan menulis yang baik.
Banyak sekolah membatasi akses ke situs jejaring sosial dalam peraturan yang dibangun,  berarti jika guru membuat aplikasi pendidikan, guru tidak mungkin dapat menggunakannya dengan siswa di sekolah. Namun, siswa abad k-21 telah menjadi sangat nyaman dengan jenis-jenis sumber ini, dan penting untuk mempertimbangkan bagaimana kekuatan yang memungkinkan dalam pengguna pengaturan pendidikan. Banyak siswa yang telah memiliki MySpace atau Facebook halaman mereka sendiri, penggunaan  siswa baru hanya untuk interaksi sosial. Kita  mungkin juga memiliki halaman sendiri, meskipun kita mungkin ingin mempertimbangkan jenis informasi dan foto yang kita tempatkan pada halaman kita  karena berpotensi dapat dilihat oleh orang tua, administrator, dan anggota dewan sekolah. Kita mungkin ingin membuat penggunaan jenis sumber ini untuk pendidikan untuk memanfaatkan popularitas penggunaannya. Beberapa situs pendidikan mulai menjadi cermin sumber daya sosial networking tetapi dibatasi untuk penggunaan di dalam kelas sebagai sarana yang lebih baik untuk memastikan lingkungan yang aman bagi siswa.
d.   Data Mashups
Website yang mempertemukan konten dari berbagai sumber,  mashup data yang membuat situs yang baru dan berbeda dari sumber-sumber asli. Sebagai contoh, situs media berita online menggabungkan teks, video, audio, dan informasi real-time diperbarui setiap 15 menit. Kombinasi informasi memberi guru dan siswa data saat ini untuk digunakan dalam laporan atau sebagai bagian dari kegiatan kelas.
Siswa dapat mengambil keuntungan dari situs mashup untuk mempelajari lebih lanjut tentang geografi atau pemetaan keterampilan. Mereka dapat menggunakan situs mashup yang menggabungkan pemetaan dan informasi satelit untuk mengidentifikasi lokasi tertentu di kota-kota di seluruh dunia. Tugas ini mungkin untuk menemukan jenis tertentu dari bangunan atau monumen tertentu menggunakan situs seperti Google Maps, di mana siswa dapat dengan mudah menentukan tempat-tempat tertentu, mendapatkan petunjuk, atau melihat peta untuk mengidentifikasi kedekatan lokasi untuk daerah sekitarnya.
3.    Broadband Mobile
Meskipun bukan  teknologi baru, ponsel saat ini menyediakan alat dan aplikasi yang luas. Ponsel sekarang dapat mengambil foto dan video pendek, mengakses internet untuk email dan web surfing, dan menyediakan kalender dan alat manajemen pribadi lainnya.
Ponsel telah dijuluki equalizer besar (Paine, 2009). Hari ini, mayoritas anak-anak usia sekolah memiliki telepon seluler dan belajar aplikasi mereka sedikit kesulitan. Meskipun ponsel untuk siswa-siswa, sering dibeli untuk alasan keselamatan anak, mungkin hanya dapat menelepon ponsel orang tua, banyak siswa yang lebih tua memiliki ponsel dengan akses yang lebih besar ke sumber daya online.
Sebagai pendidik, kita perlu mulai memikirkan cara-cara untuk menerapkan kemampuan ponsel diperpanjang sebagai alat pembelajaran. Contohnya termasuk pengalaman belajar berbasis lapangan di mana siswa dapat mengambil foto dari peristiwa atau fenomena, seperti menunjukkan jejak karbon mereka menemukan dalam komunitas mereka. Siswa kemudian dapat meng-upload gambar ke situs web kelas dan menulis blog entry tentang pengamatan mereka. Para ahli pada topik footprinting karbon dapat memberikan informasi tambahan atau pendekatan panduan untuk topik. Ruang kelas dapat dipindahkan di luar gedung sekolah dan di luar batas hari sekolah.

C.  Masalah Etika Sosial
Setiap kali siswa bekerja dengan di internet, guru perlu mempertimbangkan dua masalah penting etika sosial: keamanan dan interaksi siswa.
1.    Keamanan.
Siswa perlu memahami mereka tidak memberikan informasi pribadi seperti nama terakhir mereka, nomor ponsel atau rumah, alamat, atau informasi lainnya. Ada kesempatan insiden di mana siswa telah dihubungi atau bahkan dirugikan oleh orang yang tidak bermoral. Peran kita sebagai guru adalah untuk mendorong siswa memberikan alamat sekolah mereka untuk korespondensi jika mereka perlu untuk memberikan informasi tersebut. Sebagai seorang pendidik, guru juga harus memiliki izin orang tua untuk membiarkan anak-anak mereka mengirim foto dan karya tulis, seperti esai, puisi, dan kreasi artistik, di Web. Guru dapat mempelajari lebih lanjut tentang masalah keamanan online melalui Center for Education and Research in Information Assurance and Security (CERIAS).
2.    Interaksi Siswa.
Ketika siswa bekerja di cybersetting, siswa terlibat interaksi dengan yang lain, perlu interaksi positif dan tepat. Guru harus membimbing siswa dalam menggunakan perilaku yang sesuai dengan yang lain. Hal ini penting bagi guru untuk membantu siswa, guru memberi pememahaman bagaimana menggunakan bahasa yang jelas dan situasi khusu untuk komunikasi siwa. Sebagai contoh, jika siswa bertukar pesan teks, mereka akan menemukan singkatan atau cara pintas kata untuk menjadi efektif, sementara di email ke orang dewasa atau organisasi, mereka hanrus menggunakan kalimat lengkap.
Salah satu isu yang menjadi serius dan perlu pemantauan dan intervensi guru adalah cyber bullying (kejahatan dunia maya). Cyber bullying dapat mengganggu atau bahkan berbahaya jika tidak ditangani dengan benar. The Cyberbullying Research Center ( www.cyberbullying.us ) menawarkan informasi dan penelitian tentang masalah dan saran untuk menangani masalah. Disana juga memberikan contoh insiden yang sebenarnya dan informasi kontak untuk mencari bantuan. Blog ini menyediakan sarana bagi para profesional untuk membahas contoh yang diberikan dan isu-isu lainnya tentang cyberbullying .




D.  Pemanfaatan perangkat Web 2.0 Di dalam Kelas
1.    Keuntungan menggunakan web.
a.    Portable,  informasi dapat diakses dan digunakan di mana saja pada perangkat pribadi seperti iPod dan ponsel.
b.    Mudah untuk memproduksi, jenis baru dari teknologi menyederhanakan proses pembuatan bahan seperti podcast atau video online.
c.    Pembaca asli,  ketika mengembangkan literasi dan kemampuan komunikasi, alat interaktif seperti blog dan wiki menawarkan kesempatan untuk menjangkau pembaca di luar kelas yang dapat memberikan umpan balik yang berharga.
d.   Keterhubungan, komunikasi antara siswa menjadi difasilitasi,  mendorong kolaborasi.
e.    kesadaran sosial, siswa menjadi lebih sensitif terhadap orang lain melalui situs jejaring sosial di mana mereka memiliki akses ke informasi tentang satu sama lain.
f.       Gratis, banyak Web 2.0 tool yang tersedia untuk keperluan pendidikan tanpa biaya.
2.    Keterbatasan
a.    Memerlukan hardware canggih, beberapa interaktif perangkat Web 2.0 membutuhkan kemampuan hardware tidak tersedia pada model lebih murah.
b.    Kualitas pesan,  karena web mudah untuk menghasilkan dan bebas, banyak jenis Web 2.0 posting yang berkualitas buruk dan tidak dipersiapkan dengan baik.
c.    Kredibilitas, karena hanya muncul di Web tidak membuat sumber yang otentik atau otoritatif. Perangkat web 2.0  membuat  sangat mudah mengirim informasi yang mungkin tidak akurat.
d.   Isu-isu keselamatan, karena bersifat terbuka, penting bahwa pengguna memahami perlunya kehati-hatian dan perhatian ketika berbagi informasi pribadi.

3.    Integrasi
Di dalam kelas ada sejumlah cara agar perangkat Web 2.0 dapat mendukung pembelajaran. Peran guru  adalah untuk menemukan cara terbaik  mengoptimalkan kesempatan belajar siswa, salahnya guru menggunakan jenis sumber web.
Lisa Zawilinski (2009) menggambarkan bagaimana seorang guru mengorganisir sebuah blog untuk siswa kelas lima nya untuk mendukung kegiatan membaca mereka. Setelah memberikan atau menjelasakan dengan web siswa-siswa  diminta membaca buku-buku, mendorong mereka untuk merenungkan cerita dan pada gilirannya menunjukkan pemahaman bacaan, siswa mulai bertanya apakah mereka bisa memposting beberapa karya asli mereka, seperti puisi atau reaksi terhadap buku-buku yang mereka baca  secara mandiri. Guru memberikan kesempatan untuk memperluas penggunaan format blog bagi siswa yang memungkinkan dirinya untuk membimbing siswa dalam eksplorasi sastra.
Mashup data yang merupakan cara lain untuk mendukung pembelajaran siswa. Misalnya, jika kita belajar  estimasi dalam matematika, guru dapat meminta pada   siswa, memperkirakan jarak berjalan kaki antara rumah dan sekolah. Setelah mereka menduga jarak, mereka dapat link ke Gmaps Pedometer untuk mendapatkan jarak yang diukur sebenarnya (Branzburg, 2009). Untuk geografi atau kelas sains, guru  dapat link ke sebuah situs yang menyediakan informasi tentang lokasi dan skala dari setiap gempa di seluruh dunia selama tujuh hari terakhir (http://earthquakes.tafoni.Net). Anda dapat membimbing siswa untuk membandingkan data tersebut dengan informasi geologi yang mereka miliki di jalur patahan global dan lempeng tektonik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar